Rabu, 06 Mar 2019

FASE PERTUMBUHAN PADI DAN KEBUTUHAN PUPUK BERIMBANG SETIAP FASE PERTUMBUHANNYA

FASE PERTUMBUHAN PADI DAN KEBUTUHAN PUPUK BERIMBANG SETIAP FASE PERTUMBUHANNYA IRRI 2002

FASE PERTUMBUHAN PADI DAN KEBUTUHAN PUPUK BERIMBANG SETIAP FASE PERTUMBUHANNYA

 

Pada pertanaman padi terdapat tiga fase pertumbuhan, yaitu fase vegetatif (0-60 hari), fase generatif (60-90 hari), dan fase pemasakan (90-120 hari).  Kebutuhan air pada ketiga fase tersebut  bervariasi yaitu pada fase pembentukan anakan aktif, anakan maksimum, inisiasi pembentukan malai, fase bunting dan fase pembungaan Keterangan:

  1. Fase vegetatif meliputi pertumbuhan tanaman dari mulai berkecambah sampai dengan inisiasi primordia malai: fase reproduktif dimulai dari inisiasi primordia malai sampai berbunga (heading) dan pemasakan dimulai dari berbunga sampai masak panen. Untuk suatu varietas berumur 120 hari yang ditanam di daerah tropik, maka vase vegetatif memerlukan 60 hari, fase reproduktif 30 hari, dan fase pemasakan 30 hari.
  1. Stadia reproduktif ditandai dengan memanjangnya ruas teratas pada batang, yang sebelumnya tertumpuk rapat dekat permukaan tanah. Di samping itu, stadia reproduktif juga ditandai dengan berkurangnya jumlah anakan, munculnya daun bendera, bunting dan pembungaan (heading). Inisiasi primordia malai bisaanya dimulai 30 hari sebelum heading. Stadia inisiasi ini hampir bersamaan dengan memanjangnya ruas-ruas yang terus berlanjut sampai berbunga. Oleh sebab itu stadia reproduktif disebut juga stadia pemanjangan ruas-ruas.

Pembungaan (heading) adalah stadia keluarnya malai, sedangkan antesis segera mulai setelah heading. Oleh sebab itu, heading diartikan sama dengan antesis ditinjau dari segi hari kalender.

 Dalam suatu komunitas tanaman, fase pembungaan memerlukan waktu selama 10-14 hari, karena terdapat pebedaan laju perkembangan antar tanaman maupun antar anakan. Apabila 50% bunga telah keluar maka pertanaman tersebut dianggap dalam fase pembungaan.

Antesis telah mulai bila benang sari bunga yang paling ujung pada tiap cabang malai telah tampak keluar. Pada umunnya antesis berlangsung antara jam 08.00 – 13.00 dan persarian (pembuahan) akan selesai dalam 5-6 jam setelah antesis. Dalam suatu malai, semua bunga memerlukan 7-10 hari untuk antesis, tetapi pada umumnya hanya 7 hari. Antesis terjadi 25 hari setelah bunting.

 

 

 

Berdasarkan hal-hal tersebut maka dapat diperkirakan bahwa berbagai komponen pertumbuhan dan hasil telah mencapai maksimal sebelum bunganya sendiri keluar dari pelepah daun bendera. Jumlah malai pada tiap satuan luas tidak bertambah lagi 10 hari setelah anakan maksimal, jumlah gabah pada tiap malai telah ditentukan selama periode 32 sampai 5 hari sebelum heading. Sementara itu, ukuran sekam hanya dapat dipengaruhi oleh radiasi selama 2 minggu sebelum antesis (Matsushima, 1970)

Periode pemasakan benih terdiri dari 4 stadia masak dalam proses pemasakan bulir:

  1. Stadia masak susu.

Tanda-tandanya : tanaman padi masih berwarna hijau, tetapi malai-malainya sudah terkulai: ruas batang bawah kelihatan kuning: gabah bila dipijit dengan kuku keluar cairan seperti susu.

  1. Stadia masak kuning.

Tanda-tandanya : seluruh tanaman tampak kuning: dari semua bagian tanaman, hanya buku-buku sebelah atas yang masih hijau: isi gabah sudah keras, tetapi mudah pecah dengan kuku.

  1. Stadia masak penuh.

Tanda-tandanya : buku-buku sebelah atas berwarna kuning, sedang batang-batang mulai kering: isi gabah sukar dipecahkan: pada varietas-varietas yang mudah rontok, stadia ini belum terjadi kerontokan. Stadia masak penuh terjadi setelah ± 7 hari setelah stadia masak kuning.

  1. Stadia masak mati.

Tanda-tandanya : isi gabah keras dan kering: varietas yang mudah rontok pada stadia ini sudah mulai rontok. Stadia masak mati terjadi setelah ± 6 hari setelah masak penuh.

 

  1. Latar Belakang Dibutuhkannya Pemupukan Berimbang

 

Akhir-akhir ini berdasarkan hasil ubinan yang ada menunjukkan bahwa produksi yang telah dicapai pada saat ini tidak ada kenaikan produksi dibanding tahun-tahun yang telah lalu, boleh dikatakan produksinya menurun. Kenaikan produksi yang Nampak telah dicapai di tahun 1980 s/d 1985, pada saat itu kita telah mencapai swasembada beras, kita mampu mengexport beras kenegara yang membutuhkan. Adanya kecenderungan penurunan produksi, dapat diistilahkan gejala leveling of, dari hasil penelitian dari para ahli, kondisi ini diakibatkan oleh perlakuan pemupukan yang tidak rasional, kecenderungan pemupukan N yang berlebihan, tidak diimbangi dengan pemberian unsur yang lain yang cukup, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi hara tanah yang ada

 

  1. Kebutuhan Hara Tanaman

 

Tanaman memperoleh makanan dapat berasal dari udara , air, tanah, dan unsure-unsur organic sebagai contoh :

 

  1. Dari udara dan air tanah : Karbon (C ) Hidrogen ( H ), oksigen (O)

 

  1. Dari tanah, pupuk buatan dan kotoran hewan : Nitrogen (N), Pospor (P), Kalium ( K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur ( S ), Besi (Fe), Mangan (Mn), dan Klorin (Cl), Co ( Kobalt)

 

Unsur-unsur tersebut memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan tanaman, masing-masing unsure memiliki fungsi yang spesifik dan tidak dapat digantikan oleh unsure yang lain. Dalam hal peningkatan produksi pertanian penggunaan pupuk berimbang sangat penting karena dengan pemberian pupuk yang mengandung unsure N, P, K, S. dapat meningkatkan produksi padi yang ada.

                                   

  1. Pengertian Pupuk Berimbang

 

Pupuk berimbang adalah suatu cara pemberian pupuk makro (NPKS ) yang seimbang yang sesuai dengan kebutuhan tanaman dan kandungan hara tanah, dengan tetap memperhatikan pemberian  unsure hara mikro yang lain. Untuk kebutuhan pupuk yang mengandung unsure N, P, K, S dapat diambil dari pupuk kimia, sedang unsure hara mikro dapat diambil dari pupuk organic/ kandang. Pemupukan berimbang yaitu pemberian berbagai unsure hara dalam bentuk pupuk untuk memenuhi kekurangan hara yang dibutuhkan tanaman berdasarkan tingkat hasil yang ingin dicapai dan hara yang tersedia dalam tanah. 

 

  1. Fungsi & Manfaat Pemupukan Berimbang

 

  1. Pupuk Nitrogen (N) yang dapat berupa Amonium sulfat/ ZA (NH4)2SO4, Urea (CO (NH2)2), Amonium nitrat (NH4NO3)

.

Fungsi dari pupuk nitrogen antara lain :

- Merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun

- Membuat warna daun lebih tampak hijau

- Memperbanyak anakan

- Memperbaiki mutu dan jumlah hasil

 

  1. Pupuk P ( Fosfor ) yang termasuk pupuk ini adalah super pospat tunggal (ES), Double superfosfat (DS) dan Triple super fosfat (TSP ), pupuk fosfor sebetulnya juga larut dalam air tetapi tidak secepat pupuk urea, pupuk ini berfungsi :

-  Memperpanjang pertumbuhan akar, sehingga tanaman mudah menyerap makanan

-  Menguatkan batang dan mempercepat proses pemasakan buah

-  Memperbaiki mutu dan jumlah hasil

 

  1. Pupuk K ( Kalium)

Yang termasuk dalam pupuk kalium adalah pupuk kalium tunggal antara lain kalium sulfat (ZK), kalium magnesium sulfat.

Fungsi kalium bagi tanman :

-   Memperbaiki pertumbuhan tanaman

-   Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama/penyakit

-   Memperbaiki mutu hasil

 

  1. Dosis Pupuk Berimbang

 

Sebagai Pedoman

 

 Untuk setiap ton gabah yang dihasilkan tanaman padi membutuhkan hara N sekitar 17,5kg, P. seanya 3 kg dan K sebanyak 17kg. agar pemberian pupuk dapat efektif dan efisien penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Kebutuhan N tanaman dapat diketahui dengan mengukur tingkat kehijauan warna daun (BWD ). Pemupukan P dan K disesuaikan dengan hasil analisis status hara tanah sawah dan kebutuhan tanaman

Kisaran dosis pemupukan berdasarkan Permentan No.40/OT.140/4/2007

 

  1. Apabila menggunakan pupuk tunggal

 

Pupuk

Tanpa Organik

Dengan Jerami

5 Ton/ha

Dengan organik 2 ton/ha

Urea

250-350

230-330

200-250

SP 36

50-100

50-100

25-75

Kcl

50-100

0-50

30-80

 

 

  1. Apabila menggunakan kombinasi pupuk tunggal dan pupuk majemuk

 

Pupuk

Dosis kg/ha

Dosis Kg/Ha

Dosis Kg/Ha

NPK

200

250

300

Urea

185-285

170-270

150-250

Sp36

Kurang 15

s/d surplus P

Surplus P

Surplus P

Kcl

Kurang 50 s/d cukup K

Kurang 40 s/d Surplus K

Kurang 35 s/d Surplus K

 

 

  1. Anjuran waktu pemupukan

 

Pemupukan I : umur 0-14 hari setelah tanam

Pemupukan ke II : umur 21-28 hari setelah tanam

Pemupukan ke III : umur 35 hari setelah tanam hingga primordia

 

 

 

                                                                        Disusun oleh :

                                                                        Dian Rahmat Wardhani A.md

                                                                        THL-TBPP UPTD Pertanian Ciniru

                                                                        Disusun dari berbagai sumber :

  1. Balitbang Pertanian RI
  2. Teguh S.st (Penyuluh pertanian Tegal)
  3. IRRI 2002

 

 

 


 

 

 

 

 

TERBARU
PROPINSI DAN KOTA PADANG SIAP SEBAGAI TUAN RUMAH PENAS XVI

propinsi dan kota padang siap sebagai tuan rumah penas xvi

PENYULUH DAN PETANI SIAP HADAPI CUACA EKSTRIM EL NINO

penyuluh dan petani siap hadapi cuaca ekstrim el nino

 YUKK MARI KITA SAMA-SAMA SUKSESKAN PENAS XV

yukk mari kita sama-sama sukseskan penas xv

GELAR TEKNOLOGI BPPSDMP

gelar teknologi bppsdmp

 BELIMBING DEPOK, MENJADI KOMODITAS HORTIKULTURA ANDALAN YANG MEMILIKI KUALITAS EKSPOR

belimbing depok, menjadi komoditas hortikultura andalan yang memiliki kualitas ekspor