![]() |
SEJARAH KOMODITAS
Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian, yaitu xitomate atau xitotomate. Tanamantomat berasal dari negara Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayahyang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buahtomat dan kotorannya tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orangSpanyol. Tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomatsudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik.
KARAKTERISTIK KOMODITAS (KLASIFIKASI DAN MORFOLOGI)
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga mengandung karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Buah tomat juga adalah komoditas yang multiguna berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai kepada bahan kosmetik, obat-obatan dan bahan baku industri saus. Dengan tehnik budidaya tomat yang baik diharapkan kualitas dan kuntitas produksi tomat dapat ditingkatkan sehingga dapat dijadikan sebagai sebuahpeluang usaha yang menjanjikan.
Klasifikasi tanaman tomat
Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)
Sub divisi : Angiospermae (tanaman berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan berbiji belah dan berkeping dua)
Ordo : Solanales (Tubiflorae)
Famili :Solanaceae
Genus : Lycopersicon
Spesies :Lycopersicon esculentum Mill atau Solanum lycopersicum L (Cahyono, 2008).
Morfologi Tanaman Tomat
Tomat mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua tanah dan akar serabut yang tumbuh menyebar kearah samping. Tetapi dangkal. Batang tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan diantara bulu-bulu tersebut terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman berwama hijau. Pada ruas batang mengalami penebalan dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain itu batang tamanan tomat dapat bercabang dan diameter cabang lebih besar jika dibanding dengan jenis tanaman sayur lainya. Daun tanaman tomat berbentuk oval bagian tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip serta agak melengkung kedalam. Daun berwama hijau dan merupakan daun majemukganjil yang berjumlah sekitar 3-6 cm. Diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman. Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm dan berwama kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian terindah dari bunga tomat warnanya kuning cerah berjumlah 6 buah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna karena benang sari atau tepung sari dan kepala putik atau kepala benang sari terbentuk pada bunga yang sama. Bentuk buah tomat bervariasi, tergantung varietasnya ada yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong dan bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga bervariasi, yang paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang besar memiliki berat 180 gram. Buah yang masih muda berwama hijau muda, bila telah matang menjadi merah. (Cahyono, 1998)
Syarat Tumbuh
Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada musim kemarau dengan pengairan yang cukup. Kekeringan banyak mengakibatkan banyak bunga yang gugur, lebih-lebih bila disertai dengan angin kering. Sebaliknya pada musim hujan pertumbuhannya kurang baik karena kelembaban dan suhu yang tinggi akan menyebabkan timbulnya banyak penyakit.
Tanaman tomat memerlukan sinar matahari yang cukup. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat terserang penyakit, baik parasit atau non parasit. Intensitas sinar matahari sangat penting dalam pembentukan vitamin C dan karoten dalam buah tomat. Sinar matahari berintensitas yang tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Pertumbuhan tanaman tomat didataran tinggi lebih baik dari pada didataran rendah karena tanaman menerima sinar matahari lebih banyak tetapi suhu rendah.
Tanaman tomat tumbuh baik dengan tanah ber-pH 6,0-7,0. Bila pH tanah kurang dari 5,5 sebaiknya tanah ditaburi kapur. Misalnya, kapur bangunan Ca (OH)2 atau dolomit (kapur pertanian) yang mengandung CaCO3 dan MgCO3. Pemberian kapur jangan keliru dengan kliserit yang mengandung MgSO4, H2O karena hanya akan menurunkan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah ber-pH 4,8 yang diberi kapur dolomit sekitar 7,413 ton/ha akan menaikkan hasil tomat sekitar 10 ton. Untuk memperbaiki struktur tanah perlu diberi tamabahan pupuk kandang yang telah jadi atau kompos sebanyak 25-50 ton/ha. Pada tanah yang kurang subur ditanami pupuk hijau misalnya orok-orok (Crotalalia juncea)(Pracaya,1998).
PEDOMAN BUDADAYA
Tanaman tomat ditanam secara intensif artinya bahwa tomat diusahakan secara sungguh-sungguh hal ini juga dipengaruhi oleh faktor resiko yang cukup besar dan iklim yang sudah tidak bisa dibaca secara pasti. Adapun cara-cara budidaya tanaman tomat yang dilakukan sebagai berikut:
Kriteria-kriteria teknis untuk seleksi benih tanaman tomat adalah:
1) Pilih biji yang utuh, tidak cacat atau luka, karena biji yang cacat biasanya sulit tumbuh.
2) Pilih biji yang sehat, artinya biji tidak menunjukkan adanya serangan hama atau penyakit.
3) Benih atau biji bersih dari kotoran.
4) Pilih benih atau biji yang tidak keriput.
Berdasarkan tempat persemaiannya, penyemaian benaih tomat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
Sebelum ditanam di lahan permanen, bibit yang telah berumur 2 minggu atau telah mempunyai 2-3 helai daun sebaiknya dipindahkan ke tempat penyapihan terlebih dahulu. Penyapihan berperan penting dalam proses adaptasi bibit. Peluang bibit dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dapat terlihat dari penyapihan. Wadah yang digunakan untuk penyapihan dapat berupa bumbunan yang terbuat dari daun pisang atau polybag berukuran 5 cm x 8cm.
Tahapan penyapihan yaitu :
Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-35 hari di persemaian. Bibit yang dipilihsebaiknya yang berpenampilan menarik dan baik, yaitu penampakannya segar dan daun-daunnya tidak rusak. Pilihlah bibit yang kuat, yaitu tegak pertumbuhannya, dan pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit tidak terserang hama dan penyakit.
Waktu yang baik untuk menanam bibit tomat di kebun adalah pagi atau sore hari. Pada saat itu keadaan cuacatidak panas sehingga mencegah kelayuan pada tanaman.Ketika memindah bibit di kebun, hendaknya memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatandalam pertumbuhan, bahkan mati.
Ada beberapa cara pemindahan bibit dari persemaian, yaitu :
Pengolahan Media Tanam
Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus memperhitungkan waktu, antara lainlamanya bibit di persemaian hingga dapat dipindah untuk ditanam ke kebun dengan lamanya proses pengolahantanah sampai siap tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-35 hari, sedangkan lamanya pengolahan tanah yangintensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan.
Pengolahan tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3 tahap, yaitu :
3) Tahap ketiga, dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk kandang yang matang sebanyak 15-20 ton/ha. Pemberian pupuk kandang yang belum matang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, bahkan dapat mematikan tanaman karena akar tanaman tidak kuat menahan panas. Pada tahap ini, tanah yang telah ditaburipupuk kandang dicangkul kembali tipis-tipis dan diratakan.
Pembentukan Bedengan
Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan, selanjutnya dibuat bedeng-bedeng membujur ke arah Timur Barat agar penyebaran cahaya matahari dapat merata ke seluruh tanaman. Disamping pembuatan bedeng, juga dibuat parit-parit atau selokan untuk irigasi. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 1-1,2 m, panjang disesuaikan dengankeadaan lahannya dan tinggi bedeng 30 cm. Jika penanaman tomat dilakukan pada musim penghujan, bedengandapat dibuat lebih tinggi yaitu 40-45 cm. Sedangkan ukuran parit dibuat lebar 20-30 cm dan kedalamannya 30 cm.Dengan demikian jarak antar bedeng adalah 20-30 cm. Kemudian pada sekeliling petak-petak bedengan dibuatsaluran pembuangan air dengan ukuran lebar 50 cm, dan kedalamannya 50 cm
Sebelum bibit tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 carayaitu:a. Kompos atau pupuk kandang yang telah matang dan SP36 ditabur secara merata ke seluruh bedengan.Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang dan SP36 tercampur meratadengan tanah. b. Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15 cm dan bergaris tengah + 20 cm. Lubang-lubangtersebut kemudian diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5 kg (satu genggam besar). Lubang ditimbuntanah, kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk kandang dan tanah tercampur rata
Dewasa ini, penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah banyak dipergunakan oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisatanaman yang telah mati, misalnya jerami padi.
Tomat dapat ditanam dengan 2 macam jarak tanam, yaitu dengan sistem dirempel dan sistem bebas.
1) Sistem dirempel
Jarak tanam sistem ini adalah 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm, bujur sangkar atau segitiga sama sisi. Caramenanam dengan sistem ini maksudnya yaitu tunas-tunas yang tumbuh diambil (dipotong) sedini mungkin,sehingga tanaman hanya memiliki satu batang tanpa cabang.
2) Sistem bebas
Ukuran jarak tanam sistem bebas adalah 80 cm x 100 cm; 80 cm x 80 cm; 80 cm x 100 cm; 100 cm x 100 cm.Bentuk yang digunakan dapat berupa bujur sangkar, segi panjang atau segitiga sama sisi. Selain itu dapat jugadibuat antar barisan berjarak 100 cm, dan dalam barisan berjarak 50-60 cm. Cara menanam dengan sistem ini bertujuan membiarkan tunas-tunas yang tumbuh menjadi cabang-cabang besar dan dapat berubah.
Bedengan yang telah dipersiapkan untuk penanaman bibit, sehari sebelumnya hendaknya diairi terlebihdahulu supaya basah. Kemudian pada bedeng yang telah tertutup mulsa plastik dibuat lubang tanam dengan diameter 7-8 cm sedalam 15 cm. Lubang-lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan.
Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Apabila penanaman dilakukan padamusim kemarau pakailah mulsa plastik hitam perak. Mulsa tersebut harus sudah dipasang di bedengan sebelum bibitditanam. Apabila tomat ditanam pada musim hujan pasanglah lebih dahulu atap plastik transparan (tembus cahaya) pada bedengan yang akan ditanami.
Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang pertumbuhannya tidak normal, misalnyatumbuh kerdil. Penyulaman sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam. Namun jika satu minggu sudah terlihatadanya tanaman yang mati, layu, rusak atau pertumbuhannya tidak normal, penyulaman sebaiknya segera dilakukan.Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam penyulaman adalah bibit yang digunakan. Bibit yang digunakan untuk menyulam diambil dari bibit cadangan yang telah dipersiapkan sebelumnya bersamaan dengan bibit lain yang bukan bibit cadangan. Cara penyulamannya adalah tanaman yang telah mati, rusak, layu, atau pertumbuhannya tidak normaldicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru ditempat tanaman terdahulu, dibersihkan dan diberi Furadan 0,5 gram bila dipandang perlu. Setelah itu, bibit yang baru ditanam pada tempat tanaman terdahulu dengan cara penanamanbibit terdahulu.
Gulma yang tumbuh di areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak menjadi pesaing dalam menyerapunsur hara. Gulma yang terlalu banyak dapat mengurangi unsur hara sehingga tanaman tomat menjadi kerdil. Gulma juga dapat menjadi inang hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman tomat. Pemberian mulsa plastik ataudaun-daunan dapat mengurangi pertumbuhan gulma. Waktu penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi kebun.
Tujuan pembubunan adalah memperbaiki peredaran udara dalam tanah dan mengurangi gas-gas atau zat-zat beracun yang ada di dalam tanah sehingga perakaran tanaman akan menjadi lebih sehat dan tanaman akan menjadicepat besar. Tanah yang padat harus segera digemburkan. Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlaludalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.
1) Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera dirempel/dipangkas agar tidak menjadi cabang. Perempelan paling lambat dilakukan 1 minggu sekali. Pada tanaman tomat yang tingginya terbatas, perempelannya harusdilakukan dengan hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel, supaya tanaman tidak terlalu pendek.
2) Perempelan yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara: ujung tunasdipegang dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan ke kanan kiri sampai tunas tersebut lepas. Apabilaterlambat merempel, tunas akan menjadi cabang yang besar dan sukar putus.
3) Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting tajam yang bersih.
4) Ketinggian tanaman tomat dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah sudahmencapai 5-7 buah.
Pemupukan bertujuan untuk menambah unsure hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Kebutuhan pupuk anorganik untuk tanaman tomat adalah 100-180 kg N per hektar, 50-150 kg P2O5 dan 50-100 kg K2O per hektar.Dosis akan semakin tinggi apabila budidaya dilaksanakan pada musim hujan.
Untuk tanaman tomat dan tanaman lain dari famili Solanacearum, sebaiknya tidak menggunakan pupuk yangkandungan N-nya berasal dari Urea, tetapi lebih disarankan untuk menggunakan ZA, karena tanaman ini sudah bisamengikat N dari udara.
Adapun kebutuhan pupuk anorganik untuk tanaman tomat adalah 500 kg/ha Za, 170 kg/ha SP36, dan 220kg/ha KCl. ZA diberikan sebanyak 4 tahap, yaitu 200 kg/ha pada saat tanam, dan 100 kg/ha masing-masing padaumur 10 hst, 24 hst, dan 44 hst. SP36 diberikan seluruhnya pada saat tanam. KCl diberikan dengan 3 tahapan, yaitu120 kg/ha pada saat tanam, 60 kg/ha pada umur 24 hst, dan 40 kg/ha pada umur 44 hst
Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun tidak boleh kekurangan air.Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman tomat dapat menyebabkan tanaman tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. Kelembaban tanah yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan patogen sehingga tanaman tomat dapat mati keracunan karena kandungan oksigendalam tanah berkurang. Pori-pori yang terisi oleh air mendesak oksigen keluar dari dalam tanah sehingga tanahmenjadi anaerob yang menyebabkan proses oksidasi berubah menjadi proses reduksi. Keadaan tanah yang demikianmenyebabkan kerontokan bunga dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif berlebihan, sehingga mengurangi pertumbuhan dan perkembangan generatif (buah).
Kekurangan air yang berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat mengganggu pertumbuhan tanaman padastadia awal, mengakibatkan pecah-pecah pada buah apabila kekurangan air terjadi pada stadia pembentukan hasil dandapat menyebabkan kerontokan bunga apabila kekurangan air terjadi selama periode pembungaan.
Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mencegah tanaman tomat roboh. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang antara 100-175 cm, tergantung dari varietasnya
2) Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman masih kecil, akar masih pendek, sehingga akar tidak putus tertusuk ajir. Akar yang luka akan memudahkan tanaman terserang penyakit yang masuk lewat luka. Jarak ajir dengan batang tomat ± 10-20 cm.
3) Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat tegak lurus atau ujung kedua ajir diikat sehinggamembentuk segitiga. Agar tidak dimakan rayap, ajir diolesi dengan ter atau minyak tanah.
4) Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir. Pengikatan janganterlalu erat yang penting tanaman tomat dapat berdiri. Pengikatan dilakukan dengan model angka 8 sehinggatidak terjadi gesekan antara batang tomat dengan ajir yang dapat menimbulkan luka. Tali pengikat, misalnya tali plastik harus dalam keadaan bersih. Setiap bertambah tinggi ± 20 cm, harus dilakukan pengikatan lagi agar batang tomat selalu berdiri tegak (Anonymous, 2011)
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil buah tomat adalah dengan cara pemangkasan. Pemangkasan cabang dengan meninggalkan satu cabang utama per tanaman akan menghasilkan buah tomat dengan diameter yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa pemangkasan. Jumlah cabang yang harus dipertahankan per tanaman tergantung pada kultivar yang ditanam. Tanaman tomat memerlukan air dalam jumlah yang banyak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Semakin sering frekuensi pemberian air semakin baik pula sifat fisik buah tomat yang dihasilkan.
Kerusakan pada suatu tanaman biasa disebabkan oleh faktor biotis, seperti sbangsa jamur, bakteri, insekta, virus dan gulma. Untuk memberantas jamur digunakan fungisida, memberantas bakteri digunakan bakterisida dan memberantas insekta digunakan insektisida. Untuk memberantas virus umumnya masih dilakukan dengan pencabutan kemudian dimusnahkan, sedangkan untuk memberantas gulma digunakan herbisida.
Hama adalah hewan yang merusak tanaman atau hasil tanaman karena aktivitas hidupnya, terutana aktivitas untuk memperoleh makanan. Hama tanaman memiliki kemampuan merusak yang sangat hebat. Akibatnya tanamana dapat rusak atau bahkan tidak dapat menghasilkan sama sekali. Hama pada tanaman terdiri dari atas hewan mamalia, serangga dan burung. Hama tanaman berupa hewan mamalia terdiri dari tikus, babi hutan dan kera. Hama tanaman berupa burung terdiri dari burung gelatik dan burung pipit. Hama tanaman berupa serangga misalnya wereng, kutu daun, walang sangit, belalang, berbagai ulat dan berbagai kumbang. Diantara hama-hama tersebut yang paling menimbulkan kerugian besar pada tanaman adalah kelompok serangga.
1) Hama Gurem
Hama Gurem (Thrips atau Myten) biasanya menyerang daun, bunga dan buah pada tanaman sayuran tomat. Untuk mengatasi hama gurem ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pembibitan/pesemaian disemprotkan dengan obat Dieldrin dan pada areal yang tetap atau lahan pertanaman dapat disemprotkan dengan antara copper fungisida dan Dieldrin.
2) Ulat Tanah
Ulat Tanah (Agrotis ipsilon) ini menyerang tanaman sayuran tomat pada bagian batangnya. Warna ulatnya hitam mengkilat. Untuk pemberantasan hama ulat tanah ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
3) Hama Cacing
Hama Cacing (Melodogyna sp.) ini menyerang tanamans ayuran tomat pada bagian akar, baik itu di lahan pesemaian maupun pada lahan pertanaman. Pemberantasan hama cacing ini dapat dilakukan dengan menggunakan Nematisida.
4) Siput atau Bekicot
Siput atau bekicot (Achatina fulica) menyerang pada waktu malam hari den menyerang pada daun tanaman. Cara pemberantasannya dilakukan dengan cara:
5) Hama Kutu Pucuk
Jenis kutu ini ada yang berwarna hitam ada juga yang berwarna putih. Kedua jenis ini menyerang menghisap sari-sari makanan lewat pucuk tanaman secara bergerombol. Untuk memberantas hama kutu pucuk ini dapat dilakukan dengan cara-cara penyemprotan dengan Folidol dan Dieldrin, serta mengadakan rotasi tanaman secara sempurna.
Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut adalah virus, bakteri, protozoa, jamur dan cacang nematode. Mikroorganisme itu dapat menyerang organ tumbuhan seperti pada akar, batang, daun atau buah.
1) Penyakit Jamur Phythophthora infestans
Penyakit busuk daun pada tanaman sayuran tomat yang disebabkan oleh jamur Phythophthora infestans biasanya berjangkit pada musim hujan dan dapat menyerang semua stadia pertumbuhan tanaman tomat sehingga perlindungannya harus dimulai sejak pindah pada lahan pertanaman.
Kebiasaan petani penyemprot pestisida secara serampangan menyebabkan timbulnya strain baru dari Phythophthora infestans yang ditunjukkan adanya kekebalan jamaur Phythophthora infestans terhadap fungisida tertentu atau dosis efektif.
Fungisida yang dapat dianjurkan sebagai elternatif untuk mengendalikan jamur Phythophthora infestans pada tomat antara lain:
Fungisida Kocide 54 WDG dan Starmyl 25WP dalam pemakaiannya dapat dipakai secara bergantian maupun secara bersama-sama (dicampur), karena kedua fungisida ini sudah teruji efektivitasnya dan tidak terjadi reaksi yang bersifat saling melemahkan.
2) Penyakit Layu
Penyakit layu pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporium. Penyakit layu ini bisa menular melalui luka. Untuk menanggulangi penyakit layu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
3) Penyakit Akar
Penyakit akar pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh bakteri, yaitu Bacterium solanacearum. Bakteri ini biasanya meneyrang tanaman tanaman yang ditanam di lahan pertanaman yang berwarna merah. Penanggulangan penyakit akar yang sudah terserang dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
4) Penyakit Virus Mozaik
Penyakit mosaic pada tanaman sayuran tomat disebabkan virus. Penyakit ini menyerang daun tanaman. Untuk mencegah tanaman terserang penyakit virus ini adalah dengan cara menanam tanaman tomat tidak pada musim penghujan. Bila tanaman sudah sempat terserang penyakit virus ini, segeralah dicabut kemudian dimusnahkan dengan cara membakarnya.
5) Penyakit Bakteri Xanthomonas solanacearum
Penyakit bakteri yang menyerang tanaman sayuran tomat adalah Xanthomonas solanacearum. Tanaman sayuran tomat yang sudah sempat terserang penyakit bakteri ini dapat ditanggulangi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
6) Penyakit Bengkak Akar
Penyakit bengkak akar pada tanaman sayuran tomat disebabkan oleh nematoda Meloidogynesp. Kebanyakan nematode hidup didalam tanah dikelilingi oleh jamur, bakteri atau virus yang banyak diantara jenisnya dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan.
Pengendalian secara kimiawi masih diperlukan untuk melindungi tanaman tomat dari serabngan nematoda bengkak akar, terutama bila metode pengendalian yang lain kurang efektif menekan populasi nematoda. Salah satu jenis nematoda yang efektif menurunkan keganasan serangan nematoda parasitik ini adalah corbofuran.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemakaian nematisida, maka perlu dilakukan optimalisasi kondisi lingkungan tanah yang mendukung aksi kerja bahan aktif nematisida. Caranya adalah dengan pengaturan pengairan.
7) Busuk Ujung Buah Tomat
Sistem pertanian intensif yang disertai pemupukan tidak berimbang sering menyebabkan gejala penyakit fisiologis akibat kekurangan unsur hara tertentu. Salah satu diantaranya yang sering ditemukan pada tanaman tomat adalah busuk ujung buah. Penyakit ini sangat merugikan petani tomat karena dapat menggagalkan panen. Kalaupun bisa, kualitas buah akan sangat menurun, sehingga sulit dipasarkan.
Untuk mengatasi serangan penyakit fisiologis ini dianjurkan memilih varietas tomat yang tahan, misalnya saja tomat hibrida varietas kada. Namun akan lebih baik lagi bila anjuran-anjuran berikut ini dapat dilakukan:
Dalam dunia pertanian, nama lain dengan istilah yang populer untuk rumput pengganggu tanaman budidaya adalah gulma. Di sawah, ladang, huma, kebun atau lahan pertanaman lainnya banyak sekali jenis rumput yang mengganggu tanaman pokok. Jadi, gulma adalah tanaman liar yang mengganggu pertumbuhan tanaman yang diusahakan manusia sehingga manusia berusaha untuk mengatasi.
Gulma perlu diberantas karena sangat mengganggu tanaman adan mengambil makan (zat hara) dari dalam tanah yang mengakibatkan penderitaan pada tumbuhan pokok dan juga mengakibatkan turunnya hasil pertanian yang dibudidayakan. Selain itu juga dapat merugikan manusia karena sebagian gulma ada yang mengandung racun.
Penyiangan pertama sebaiknya dilakukan pada saat tanamn sayuran tomat berumur 2 minggu. Penyiangan ini dapat dilakukan dua kali. Tujuannya adalah menghilangkan gulma-gulma yang menjadi saingan dalam mencari zat makanan dari dalam tanah. Selain itu juga bertujuan menggemburkan tanah. Penyiangan selanjutnya dapat dilakukan pada saat umur tanaman sudah sekitar 5 minggu.
Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni sebagai berikut:
Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas yang dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah. Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Disamping itu, keadaan cuaca yang panas di siang hari dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga dapat mempercepat proses transpirasi (penguapan air) dalam buah. Keadaan ini dapat dapat menyebabkan daya simpan buah tomat menjadi lebih pendek.
Cara memetik buah tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah secara hati-hati hingga tangkai buah terputus. Pemutiran buah harus dilakukan satu per satu dan dipilih buah yang sudah matang. Selanjutnya, buah tomat yang sudah terpetik dapat langsung dimasukkan ke dalam keranjang untuk dikumpulkan di tempat penampungan. Tempat penampungan hasil panen tomat hendaknya dipersiapkan di tempat yang teduh atau dapat dibuatkan tenda di dalam kebun.
Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 10 kali pemetikan karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai seluruh tomat habis terpetik.
Sesuai dengan perkembangan dunia tomat dalam hal budidaya, maka untuk mengetahui untung tidaknya budidaya tersebut diperlukan analisis ekonominya. Menyenangkan secara teknis, belum tentu menjamin menyenangkan juga secara ekonomi tanpa melihat perhitungannya lebih dahulu. Untuk itu dalam bab ini akan ditampilkan nalisi usaha tani tomat secara hidroponik dan analisis usaha tani tomat di kebun.
Uraian
Jumlah
Harga Satuan
Rp
Musim Hujan (MH)
(dalam Rp)
Musim Kemarau (MK) (dalam Rp)
A.
Biaya Tetap
1.
Sprayer
2 buah
80.000,00
160.000
160.000
2.
Ajir 20.000 btg = Rp
20.000 btg
150,00
300.000
300.000
3.
Penyusutan :
a.
Sprayer
2 buah
4.700
4.700
b.
Ajir
150.000
150.000
4.
Sewa tanah
170.000
170.000
5.
Pajak
8.000
8.000
Total Biaya Tetap
332.700
332.700
B.
Biaya Variabel
1.
Benih 200 gr
250.000
250.000
2.
Pupuk:
a.
Pupuk kandang
28 ton
250,00
700.000
700.000
b.
ZA
125 kg
250,00
31.250
31.250
c.
TSP
125 kg
250,00
31.250
31.250
d
KCl
200
300,00
60.000
60.000
3.
Pestisida
a.
Polyram
140 kg MH
8.200,00
1.148.000
100 kg MK
8.200,00
820.000
b.
Curacron
10 L MH
32.000,00
320.000
6 L MK
32.000,00
192.000
c.
Nutraphos
40 kg MH
320.000
20 kg MK
160.000
d.
Ridomil
5 kg MH
180.000
0 kg MK
-
3.
Tenaga Kerja:
a.
Pengolahan tanah
700.00
700.00
b.
Pembuatan ajir
67.500
67.500
c.
Penyemaian
2.500
2.500
d.
Penyapihan dan pemeliharaan
300.000
300.000
e.
Pemeliharaan
472.500
887.500
f.
Panen dan angkut
30.000
30.000
Total Biaya Variabel
4.613.000
4.232.000
C.
Biaya tetap + variabel
4.945.700
4.564.700
D.
Biaya tak terduga 10%
494.570
456.470
E.
Biaya total
5.107.570
4.688.470
F.
Penerimaan
G
Produksi minimum 20 ton
Harga jual Rp 400,00/kg (MK)
8.000.000
Harga jual Rp 450,00/kg (MH)
9.000.000
Keuntungan
Penerimaan – biaya
3.892.430
3.311.530
Keterangan:
- Sprayer dapat dipakai selama 10 tahun
- Ajir dapat digunakan 2 musim tanam
Perhitungan:
BEP =
Rp 332.700,00
1 – Rp 5.107.570,00/Rp 9.000.000,00
= Rp 143.890,00
R/C =
Rp 9.000.000,00/Rp 5.107.570,00
= 1,76
B/C =
Rp 3.892.430,00/Rp 5.107.570,00
= 0,76
BEP =
Rp 332.700,00
1 – Rp 4.232.000,00/Rp 8.000.000,00
= Rp 156.702,00
R/C =
Rp 8.000.000,00/Rp 4.688.470,00
= 1,71
B/C =
Rp 3.311.530,00/Rp 4.688.470,00
= 0,71
Hasil perhitungan menunjukkan nilai titik impas pada musim hujan adalah Rp 143.890,00. Jika harga jual tomat pada musim itu adalah Rp 450,00, maka kondisi impas sudah tercapai dengan produksi tomat sebanyak 319,7 kg/ha. Sedang pada musim kemarau nilai titik impasnya sebesar Rp 156.702,00. Nilai ini menunjukkan bahwa kondisi impas akan dicapai ketika produksi telah mencapai 391,7 kg. Dengan asumsi harga pada musim kemarau sebesar Rp 400,00.
Nilai rasio penerimaan dengan biaya pada musim hujan sebesar 1,76, sedang pada musim kemarau hanya 1,71. Hal ini berarti untuk setiap Rp 1,00 biaya yang ditanamkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,76 pada musim hujan dan Rp 1,71 pada musim kemarau. Dengan kata lain, tiap rupiah yang diinvestasikan akan mendatangkan keuntungan sebesar 76% pada musim hujan dan 71% pada musim kemarau.
Budidaya pada musim hujan lebih tinggi untungnya karena harga jual bisa lebih baik. Meningkatnya harga jual karena produsen cenderung menghindari risiko musim yang kurang disukai tanaman tomat. Akibatnya, suplai di pasar rendah dan harga meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Annonymous, 2012. http://www.nuryety.co.cc/2010/03/tomat-adalah-komoditas-
Astarini, I.D. 2009. Pemuliaan Tanaman Sayuran.
Hartati, Sri. 2000. Penampilan Genotip Tanaman Tomat Hasil Mutasi Buatan Pada Kondisi
http://ahmad-nasir.blogspot.com/2010/05/laporan-praktikum-budidaya-tanaman.html diakses
pada tanggal 10 Desember 2014
http://bobtin149.blogspot.com/2009/06/kesimpulan-dan-saran.html hortikultura.html Diakses
pada tgl 27 Maret 2012
http://fikironafifin.heck.in/budidaya-tomat.xhtml Diakses pada tanggal 10 Desember 2014
http://kickfahmi.blogspot.com/2012/05/budidaya-tanaman-tomat.html diakses pada tanggal
10 Desember 2014
http://pertanianunpad.wordpress.com/2012/12/21/pembiayaan-agribisnis-tanaman-buah-
tomat/ diakses pada tanggal 11 Desember 2014
Penulis : Ermayasari,SP - Penyuluh WKPP Hapalah
Tanggal Artikel Diupload : Kamis, 02 Des 2021
Tanggal Cetak : Minggu, 29 Mei 2022