Seiring dengan pekembangan teknologi produksi pengelolaan tanaman, diperlukan suatu sistem pengelolaan tanaman yang sepesifik lokasi seperti pengelolaan tanaman terpadu (PTT) yaitu suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upayameningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani. Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan dan mengembangkan berbagai inovasi teknologi salah satunya adalah Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang ternyata mampu meningkatkan produksi padi dan efisiensi input produksi. Keberhasilan pengembangan PTT padi maka hal ini juga diterapkan pada pengambangan kedelai dan jagung. Untuk mengembangkan PTT secara nasional, pemerintah melalui Kementerian Pertanian meluncurkan program Sekolah Lapangan pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT).
Program ini diharapkan mampu dimanfaat sebagai ajang pembelajaran bagi petani-petani di lapangan. SL-PTT pada dasarnya bertujuan untuk melatih petani bekerja sambil belajar dan diharapkan petani yang terlibat pada kegiatan SL-PTT dapat mengembangkan model pendekatan PTT kepada petani lain diwilayahnya. Model PTT mengacu kepada keterpaduan teknologi dan sumberdaya setempat yang dapat menghasilkan efek sinergis dan efesiensi tinggi, sebagai wahana pengelolaan tanaman dan sumberdaya spesifik lokasi. Pada dasarnya PTT bukanlah sauatu paket teknologi yang tetap, tetapi merupakan model atau cara pendekatan usahatani. Prinsip PTT adalah memprioritas pemecahan masalah setempat (petani dan lahannya) serta memadukan pengelolaan tanaman dan lingkungannya model pengembangan spesifik lokasi. Oleh sebab itu paket teknologi PTT harus benar-benar bertitik tolak dari karakterisitik sumberdaya dan kebutuhan/keinginan di daerah setempat.
Pendekatan yang ditempuh dalam PTT adalah sebagai berikut:
Agar komponen teknologi yang dipilih sesuai dengan kebutuhan setempat, maka proses pemilihan atau perakitan teknologi didasarkaan pada hasil analisis potensi, kendala dan peluang yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi jagung. Untuk memecahkan masalah yang ada dipilih teknologi yang akan diintroduksikan, baik dari komponen teknologi dasar maupun pilihan. Bentuk dukungan yang akan dilakukan BPTP Aceh adalah sebagai berikut:
Evaluasi meliputi:
1) Komponen kegiatan pelaksanaan PTT,
2) Tingkat pencapaian sasaran areal dan hasil,
3) Kenaikan produktivitas di lokasi LL dan
4) Penerapan komponen teknologi PTT dan lain-lain.(Purnomojati Anggoroseto, SP, MSi.)
(Sumber: Abdul Azis, Basri AB, Chairunas, E. Fauzi. PENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG PADA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) DI PROVINSI ACEH. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian)
REDAKSI
Tentang KamiKontak