Kacang hijau memiliki citarasa baik dan disukai banyak orang. Kacang hijau mengandung karbohidrat mencapai angka 62-65%, protein 20-33%, mineral dan vitamin, seperti thiamin, riboflavin, niacin dan folat. Saat ini sebagian besar produksi kacang hijau digunakan sebagai bahan pangan untuk beragam produk pangan.
Beberapa kesesuaian varietas kacang hijau untuk bahan pangan didasarkan pada sifat genetik varietas yang berhubungan dengan sifat fisik dan kimia biji, dan akan berpengaruh pada kualitas produk. Untuk bubur misalnya, sifat yang disukai dan sesuai adalah biji yang cepat matang dan mengembang, dan yang dianggap sesuai adalah biji berwarna kusam. Sedangkan untuk tauge, paling baik adalah kacang hijau biji kecil dan mengkilap, biji seperti ini akan menghasilkan taoge lebih banyak. Ketersediaan beragam jenis kacang hijau ini penting dilakukan identifikasi sifat fisik dan kimia biji untuk informasi kesesuaiannya sebagai bahan pangan.
Beragam produk olahan kacang hijau
Kecambah merupakan bentuk olahan yang paling banyak di pasaran, dikonsumsi sebagai sayuran. Proses pembuatannya: perendaman 1 malam (6-8 jam) à penirisan à perkecambahan dalam ruang/wadah yang hangat, lembab dan gelap selama 4-6 hari (setiap hari diperciki air).
Bubur dikonsumsi sebagai makanan selingan/tambahan, sangat disukai segala tingkat usia. Proses pembuatan: perebusan dengan penambahan santan dan gula.
Bahan pembuatan sari/susu adalah murni kacang hijau atau campuran dengan susu kedelai dengan perbandingan (2:8). Proses pembuatan: perendaman biji 6-8 jam, kukus selama 10 menit, penghancuran dengan air panas (600C), penyaringan, pemberian gula dan aroma pada bahan yang sudah dibuat, kemudian lakukan perebusan selama 10 menit.
Pembuatan biji kupas kulit dengan menggunakan mesin penyosoh. Proses pembuatan: pengukusan selama 10 menit, pengeringan dalam oven 50 0C selama 20-24 jam, kemudian lakukan penyosohan dan pembersihan. Beberapa prodk olahan dhal adala bakpia dan onde-onde.
Produk olahan berupa tepung sebagai tepung komposit untuk pembuatan makanan bayi, beragam kue dan roti, tiwul instan, bihun dll. Proses pembuatan: pengukusan selam 10 menit, pengeringan oven 50 0C selama 20-24 jam, penyosohan, penepungan, dan pengayakan.
Tepung pra kecambah kegunaannya hampir sama dengan tepung kacang hijau, namun kandungan protein dan vitamin C serta hasil lebih tinggi. Proses pembuatan: pencucian, perendaman 12 jam, perkecambahan 36 jam (ukuran kecambah 2,3 cm), pengukusan selama 10 menit, pengupasan, pengeringan (50 0C, selama 24 jam), penepungan, pengayakan dengan tingkat kehalusan 80 mesh. Tepung pra kecambah dimanfaatkan pada pembuatan roti tawar dan biskuit.
Pati (hunkwee) sebagai bahan baku pembuatan soun dan bahan campuran untuk beragam kue dan roti. Namun produk ini belum banyak berkembang di Indonesia. Proses pembeuatan: perendaman selama 6 jam, penggilingan, pemerasan, pengedapan pati, pencucian, pengeringan, penepungan, dan pengayakan dengan tingkat kehalusan 100 mesh.
Penulis ; Sundari. SST/Penyuluh BPTP
Sumber:
Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.
REDAKSI
Tentang KamiKontak