Tanaman ganyong (Canna edulis Kerr) merupakan salah satu sumber daya genetik yang dapat menjadi sumber pangan alternatif, karena memiliki kandungan pati yang cukup tinggi. Kandungan gizi ganyong tiap 100 gram, terdiri atas kalori 95,00 kal; protein 1,00 g; lemak 0,11 g; karbohidrat 22,60 g; kalsium 21,00 g; fosfor 70,00 g; zat besi 1,90 mg; vitamin B1 0,10 mg; vitamin C 10,00 mg; air 75,00 g.
Namun saat ini tanaman ini sulit ditemukan karena jarang yang menanam dan mengkonsumsinya. Padahal ganyong tidak hanya dikonsumsi dengan cara direbus, tetapi dapat menjadi berbagai produk olahan seperti tepung ganyong, pati ganyong, dan dapat dimanfaatkan dalam pembuatan mie, kue basah, kue kering, biskuit, egg drop cookies, pasta, bihun, es dawet, kolak pudding dan lain sebagainya
1. Tepung Ganyong
Cara Membuat :
2. PATI GANYONG
Cara Membuat :
3. Brownies Ganyong Kukus
Bahan :
Cara Membuat :
4. Kolak Puding Ganyong Kolang Kaling
Bahan :
Cara membuat :
5. Puding Ganyong
Bahan :
Cara Membuat :
6. Dawet Ganyong
Bahan :
Cara Membuat :
7. Canana Salju
Bahan :
Cara Membuat :
8. Canana Coffee
Bahan :
Cara Membuat :
9. Biskuit Ganyong
Biskuit merupakan produk pangan yang disukai masyarakat karena sifatnya praktis, tersedia dalam berbagai ukuran, dan mudah didapatkan serta memiliki umur simpan yang relatif lama. Dalam pembuatan biskuit selain tepung ganyong diperlukan bahan tambahan lain yaitu tepung kacang merah yang kegunaannya sebagai sumber protein untuk menyeimbangkan kandungan biskuit. Takaran yang tepat dalam proses pembuatannya adalah 40% tepung umbi ganyong : 40% tepung kacang merah yang diperoleh dari kategori rasa, kerenyahan, dan mouthfeel. Mouthfeel ialah sensasi fisik yang dibuat makanan (khususnya biskuit) di mulut, termasuk di lidah dan langit mulut yang memiliki definisi berbeda dengan rasa.
Jika dibandingkan dengan biskuit berbahan dasar tepung terigu, biskuit dengan formula 40% tepung umbi ganyong : 40% tepung kacang merah memiliki sifat fisik rasio pengembangan dan tingkat kekerasan yang lebih rendah, yaitu sebesar 6,35% dan 18,25%, tetapi biskuit tepung umbi ganyong memiliki warna yang lebih gelap.
10. Egg drop cookies
Proses pembuatan egg drop cookies membutuhkan bahan pangan yang mengandung pati cukup tinggi, agar tekstur yang dihasilkan baik. Oleh karena itu digunakan pati atau tepung umbi ganyong sebagai pengganti tepung pati jagung.
Warna pada egg drop cookies berbahan dasar tepung umbi ganyong lebih gelap dibandingkan dengan egg drop cookies yang berbahan dasar tepung pati jagung. Sedangkan rasa. Aroma dan tekstur tidak ada perbedaan.
Penambahan tepung umbi ganyong tidak terlalu berpengaruh pada pembuatan egg drop cookies sedangkan tekstur egg drop cookies renyah seperti kue kering pada umumnya.
11. Pasta Ganyong
Biasanya pasta dibuat dari tepung terigu, akan pasta dapat dibuat dari substitusi tepung umbi ganyong sehingga disebut sebagai pasta ganyong. Bentuk pasta ganyong yang dibuat berbentuk spiral dan dinamakan fusilli. Bentuk fusilli digunakan dalam pembuatan pasta ganyong agar tidak mudah rapuh dan tidak melengkung saat dikeringkan.
Kandungan gizi pasta ganyong dapat ditingkatkan dengan menambahkan puree wortel ke dalamnya, karena puree wortel mengandung pro Vitamin A yang sangat baik untuk kesehatan mata, khususnya pada anak-anak. Interaksi keduanya mengenai komposisi tepung komposit (umbi ganyong dan jumlah puree wortel) berpengaruh terhadap mutu organoleptik warna dan aroma pada pasta ganyong fusilli kering, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap kerapuhan dan bentuk. Interaksi keduanya berpengaruh terhadap mutu organoleptik warna pada pasta ganyong fusilli dalam keadaan setelah direbus, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap kekenyalan, bentuk dan aroma.
12. Bihun
Pemanfaatan tepung umbi ganyong dalam pembuatan bihun dapat menciptakan keanekaragaman produk olahan pangan berbahan dasar ganyong. Dalam pembuatan bihun, tidak hanya menggunakan tepung umbi ganyong melainkan menggunakan tepung komposit umbi ganyong, tepung tapioka, dan tepung kacang hijau sebagai sumber protein. Tujuan penambahan tepung-tepung tersebut untuk menyeimbangkan masing-masing kadar karbohidrat dan protein yang dikandungnya. Tepung kacang hijau memiliki kandungan protein yang lebih tinggi, sedangkan tepung umbi ganyong memiliki kandungan karbohidrat yang lebih tinggi. Formulasi bihun yang paling baik ditunjukkan berdasarkan bihun yang paling disukai masyarakat pada perlakuan dengan rasio tepung umbi ganyong : tepung tapioka : tepung kacang hijau (30% : 35% : 35%).
Penulis : Ely Novrianty (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung)
Sumber :
Ginting, E, Utomo, J. S., Yulifianti, R. 2015. Produk Olahan Aneka Umbi. Balai Penelitian Aneka Kacang dan Umbi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian.
Bkp.pertanian.go.id. Membuat Brownies Ganyong Kukus. Diakses pada tanggal 02 Maret 2021 dari http://bkp.pertanian.go.id/blog/post/membuat-brownies-ganyong-kukus
Dkp.lumajangkab.go.id. Puding Ganyong. Diakses pada tanggal 03 Maret 2021 dari https://dkp.lumajangkab.go.id/2018/04/09/resep-mingguan-puding-ganyong
Istiqomah, A. N., Setyaningsih, D. N., Suryatna, B. S. 2019. Eksperimen Pembuatan Egg Drop Cookies Berbahan Dasar Tepung Pati Umbi Ganyong (Canna edulis Kerr.). Jurnal Teknobuga, vol. 7(1): 1-8.
Jumanah., Maryanto., Windrati, W. S. 2017. Karakterisasi Sifat Fisik, Kimia, dan Sensoris Bihun Berbahan Tepung Komposit Ganyong (Canna edulis Kerr.) dan Kacang Hijau (Vigna radiata). Jurnal Agroteknologi, vol. 11(2): 128-138.
Muliawanti, N. N., Puspitorini, A. 2017. Komposisi Tepung Komposit (Pati Ganyong-Terigu) dan Penambahan Puree Wortel pada Hasil Jadi Pasta Ganyong (Canna edulis Kerr.) Fusilli. Jurnal Gastronomi, vol. 1(1): 27-32.
Vira. Resep Kolak Puding Ganyong Kolang Kaling. Diakses 03 Agustus 2021 dari http://cookpad.com/id/resep/8607280-kolak-puding-ganyong-kolang-kaling.
Riskiani, D., Ishartani, D., Rachmawanti, A. D. 2014. Pemanfaatan Tepung Umbi Ganyong (Canna edulis Kerr.) sebagai Pengganti Tepung Terigu dalam Pembuatan Biskuit Tinggi Energi Protein dengan Penambahan Tepung Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.). Jurnal Teknosains Pangan, vol. 3(1): 96-105
REDAKSI
Tentang KamiKontak