Ubi kayu merupakan komuditas yang banyak disukai/dikonsumsi masyarakat Indonesia. Khusunya di Mamuju Ubi kayu ini dapat diolah berbagai jenis makanan seperti jepa/kalumpang yang merupakan jenis makanan khas suku Mandar, bentuknya menyerupai PIZZA bahan dasarnya adalah ubi kayu, dan lauknya ikan masak mandar (Bau Piapi), Selain itu ubi kayu dapat disajikan dalam bentuk keripik singkong, yang saat ini sudah banyak dijual diberbagai supermarket maupun dijajakan keliling. Dengan kandungan karbohidrat yang tinggi, tak sedikit masyarakat Indonesia yang mengganti nasi menjadi singkong sebagai makanan pokok sehari-hari, tentunya hal tersebut meningkatkan peluang usaha bagi para petani ubi kayu. Namun, menanam ubi kayu perlu dilakukan dengan baik dan benar agar ubi yang dihasilkan berkualitas, produksinya meningkat sehingga keuntungan berlipat.
Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman ubi kayu agar tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik dan maksimal. maka memerlukan intensitas curah hujan 250-300 mm, saat fase menjelang panen dan saat panen memerlukan intensitas curah hujan 100-150 mm. Selain itu, suhu udara yang diperlukan untuk tumbuh kembangnya tumbuhan ubi kayu yakni minimal 10 derajat celcius. Apabila suhu berada di bawah 10 derajat celcius, maka diperlukan iklim yang bagus, dengan intensitas curah hujan 150-200 mm, umur 1-3 bulan dan 4-7 bulan ubi kayu akan mengakibatkan tanaman ubi kayu mengalami pertumbuhannya sedikit terhambat dan akan menjadi kecil, karena pertumbuhan bunga yang kurang maksimal. Selain itu, kelembaban udara yang dibutuhkan untuk tanaman ubi kayu agar lebih optimal sekitar 60-65%, serta sinar matahari yang diperlukan dengan intensitas sekitar 10 jam per hari, terlebih untuk membantu kesuburan daun dan membantu perkembangan umbinya. Tahapan Budidayanya terdiri dari:
1. Pengolahan Tanah dan Tanaman :
Lahan yang baik untuk menanam ubi kayu adalah tanah yang memiliki struktur gembur, remah, tidak terlalu poros, dan memiliki banyak bahan organik. Dengan tanah yang berstruktur remah, memiliki tata udara yang lebih baik dan sangat tersedia unsur hara dan mudah untuk diolah, jenis tanah aluvial latosol, podsolik merah kuning, grumusol, mediteran dan andosol, sangat cocok untuk menanam ubi kayu. pH tanah yang cocok yakni sekitar 4,5. -8,0 dengan pH ideal berkisar 5,8. Tanah di Indonesia rata-rata memiliki pH yang rendah (asam), yakni 4,0-5,5, sehingga tanah di Indonesia dikatakan cukup seimbang untuk kesuburan tanaman ubi kayu.
Tanah diolah : pada tahap ini pengolahan lahan merupakan tahapan untuk membersihkan lahan dari segala ganguan baik gulma maupun rumput atau akar tanaman sebelumnya, tahapan ini untuk memudahkan perakaran tanaman yang berkembang dan membasmi tumbuhan inang untuk hama dan penyakit yang kemungkinan akan berkembang, Pengolahan tanah dilakukan sekitar kedalaman 25 cm, jika memungkinkan membuat bedengan. Bedengan ini juga man, misalnya pembersihan dari tanaman liar berfungsi untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman.
pada awal pertumbuhan ubi kayu memerlukan air yang cukup sehingga perlu menyesuaikan jadwal penanaman dilakukan pada musim hujan.
Stak ditanam dengan cara menancapkan ke tanah sedalam 3-5 cm.posisi stek jangan sampai terbalik.
Jarak tanaman yang umumnya digunakan adalah 100x 100/80x70/100x70 cm, tergantung varietasnya. Denagn jarak tanam ini akan menghasilkan populasi tanaman mencapai 10.000-17.000 tanaman/ha. Jarak tanaman yang lebih rapat biasanya akan menghasilkan umbi-umbi yang lebih kecil –kecil.
2. Pemupukan
Dosis pupuk yang dibutuhkan untuk tanaman Ubi Kayu adalah: 200 kg Urea, 100 kg SP-36 dan 100 kg Kcl per hektar yang diberikan dalam dua tahap : Pada umur 7-10 hari dilakukan pemupukan dengan dosis: 100 kgUrea,100 kg SP-36dan 50 Kg Kcl per hektar. Ketiga pupuk digabung sampai merata kemudian dilakukan pemupukan dengan cara tugal sekitar 15 cm dari tanah. Pemupukan selanjutnya pada Umur 2-3 bulan dosis 100 kg Urea, dan 50 Kg Kcl per hektar. Caranya sama seperti pemupukan awal.
3. Wiwil (Membatasi jumlah tunas)
Tahapan ini jarang kami temukan dilapangan dan bahkan sebagian besar petani masih asing mendangarkan tahapan tersebut mungkin karena namanya juga unik hehe. Wiwilian dilakukan 1 kali pada umur tanaman mencapai 1 bulan dimana tanaman mulai tumbuh tunas-tunas muda. Wiwilan ini adalah proses pemangkasan/pengambilan tunas yang berlebih, tunas dibuang/dirempes, hanya menyisahkan 2 tunas yang paling baik
Pemangkasan tunas ini perlu dilakukan, karena setiap pohon ubi kayu harus mempunyai 2-3 cabang. Dengan melakukan tahap ini dapat membantu batang pohon agar dapat digunakan sebagai bibit kembali dimusim tanam mendatang.
4. Penyiangan dan Pembumbunan.
5. Panen
Selanjutkan tahap 5 yang merupakan tahapan akhir dalam kegiatan Budidaya yakni : Umur panen ubi kayu sangat bervariasi menurut jenis varietasnya Varietas unggul umumnya dapat dipanen pada umur 8-11 bulan. Namun untuk Ubi kayu varietas genjah siap panen berumur 6-8 bulan untuk ubi kayu varietas Genjah, dan umur 9-12 bulan untuk ubi varietas dalam.
Memanen ubi dapat dilakukan dengan cara mencabut batangnya, dan jika terdapat ubi kayu yang tertinggal dapat diambil menggunakan cangkul. Kemudian di simpan dalam wadah.
Penulis: Marwayanti Nas (Penyuluh BPTP Sulbar)
Sumber: Dari berbagai sumber bacaan
REDAKSI
Tentang KamiKontak