Umbi Porang (Amorphophallus mueleri blume) memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan merupakan komoditas utama tanaman pangan yang berorientasi ekspor. Saat ini, Indonesia mengekspor porang dalam bentuk chips (irisan tipis), kemudian di negara tujuan diolah kembali sebagai bahan pangan dan kosmetik. Permintaan porang banyak berasal dari Jepang, Cina, Vietnam dan Australia dengan total ekspor porang sekitar 11.170 ton.
Setelah dipanen, umbi porang dibersihkan dari kotoran berupa tanah dan akar yang menempel. Setelah itu, dilakukan pengolahan dengan menjadikan umbi porang sebagai chip porang ataupun dapat dijadikan tepung porang.
PEMBUATAN CHIP PORANG
PEMBUATAN TEPUNG PORANG
Tepung porang yang telah dimurnikan dapat dimanfaatkan untuk industri farmasi dan makanan. Hal ini dikarenakan tepung porang mempunyai glukomanan yang baik bagi kesehatan. Contoh penggunaan tepung glukomanan antara lain:
ANALISA FINANSIAL
Dalam hitungan normal, 100 pohon porang bisa menghasilkan Rp 500.000,00 – 625.000,00 dengan perhitungan sebagai berikut:
= 2,5 kg/umbi/pohon X 100 pohon
= 250 kg umbi X Rp 2,500/kg
= Rp 500.000,00 – 625.000,00/100 pohon
Untuk luasan 1 Ha bisa ditanam sebanyak 6.000 bibit, sehingga bisa menghasilkan 24 ton/Ha, yaitu dengan penghitungan 6.000 x 4 kg. Jika 1 Ha bisa menghasilkan 24 ton, dan dikalikan dengan harga Rp 2.500/kg, kurang lebih bisa menghasilkan Rp 60.000.000/Ha.
Pengolahan umbi porang menjadi chip ataupun tepung dapat memberikan nilai tambah. Jika umbi porang dihargai sebesar Rp 2.500,00/kg, maka chip porang dihargai sekitar Rp 27.000,00/kg, dan harga tepung porang dapat mencapai Rp 250.000,00/kg.
Disusun oleh : Rahmawati, Penyuluh Pertanian Ahli Madya
Sumber : Pusat Penelitian dan Pengembangan Porang Indonesia, Universitas Brawijaya
Gambar : Pusat Penelitian dan Pengembangan Porang Indonesia, Universitas Brawijaya
REDAKSI
Tentang KamiKontak