[Jakarta] Infrastruktur Pertanian sangat penting untuk menjamin peningkatan produksi bagi para petani. Saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) sedang gencar-gencarnya melakukan penerapan mekanisasi pertanian dengan harapan menghasilkan percepatan peningkatan mutu pengolahan tanah, peningkatan intensitas pertanaman (IP), efisiensi biaya produksi, penyelamatan kehilangan hasil, peningkatan mutu hasil, dan peningkatan pendapatan petani.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menuturkan, dalam era digital 4.0, sektor pertanian ditandai dengan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan).
“Agar dapat menjangkau areal persawahan, maka diperlukan akses berupa jalan usaha tani agar alsintan dapat dioperasionalkan,” ujar Mentan SYL.
Sementara itu agenda Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 6 bertemakan program direktorat jemderal prasarana dan saran pertanian, yang dilaksanakan pada selasa (07/02/2023) di AOR BPPSDMP,Kementan.
Hadir pada agenda Ngobras memberikan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi yang mengatakan bahwa sarana dan prasarana menberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan produktivitas pertanian.
“Inovasi teknologi berbagai penelitian terutama alsintan dan irigasi memberikan peningkatan produktivitas sebanyak 40%, varietas 20%, pemupukan 25% sedangkan pengendalian OPT hanya 10% dan juga berbagai sarana dan prasarana pertanian yang berdistribusi dalam mendongkrak produktivitas pertanian”. jelas Dedi Nursyamsi.
Lebih lanjut beliau mengatakan Kementan terus mengenjot produktivitas buakan hanya tanaman pangan, hortikultura, ternak dan juga pengolahan pasca panen sesuai dengan arahan Menteri Pertanian bahwa pertanian harus maju, mandiri dan modern.
Narasumber Ngobras Sesditjen PSP, Hermanto mewakili Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian pada paparan materinya mengataka bahwa program dan kegiatan terobosan Ditjen PSP diantaranya pengembangan pertanian modern dan cerdas, penguatan prasaranadan sarana pertanian mendukung ketahanan pangan dan pengembangan ekonomi wilayah, peningkatan produktivitas komoditas pangan pada lahan tadah hujan dan lahan suboptimal lainnya dan peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim.
Selanjutnya beliau mengatakan dukungan penyediaan bantuan pupuk Hayati dan Organik diberikan kepada gapoktan atau poktan di seluruh Indonesia dengan kriteria produktifitas dibawah 6 ton/ ha.
“Adapun tujaun yang ingi dicapai yaitu menyediakan saprodi bagi Poktan/ Gapoktan sebagai sarana mendukung peningkatan produksi Tanaman Pangan dalam penyediaan pangan nasional pada masa bangkit dari pandemi covid-19 dan efisiensi biaya produksi usaha tani pada saat harga pupuk meningkat pesat sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Bantuan dilaksanakan dengan cara transfer barang melalui sistem pengadaan secara elektronik (e-purchasing)”. jelas Hermanto
Melanjutkan materinya, beliau mengatakan adanya program Taksi Alsintan yaitu model bisnis jasa alsintan yang dikelola secara terintegrasi, terkonsolidasi dan profesional serta modern dengan pemanfaatan pembiayaan dari skim kredit perbankan, sumber dana komersial Berbadan hukum, Konsep kerjasama Konsolidasi/transformasi UPJA, Profesional dan Asuransi alsintan.
“Target fasilitasi pembiayaan dan perlindungan usaha tani tahun 2023 dengan total KUR 100 triliun terdiri dari tanaman pangan 28 triliun, hortikultura 15 triliun, perkebunan 33 triliun, peternakan 24 triliun dan target AUTP 500.000 hektar serta target AUTS/K sebanyak 100.000 ekor”. pungkas Hermanto.hvy
REDAKSI
Tentang KamiKontak