Writen by Gian Alfan, SP
Indonesia adalah negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Dalam perekonomian nasional sektor pertanianmempunyai peranan yang sangat penting dimana sektor ini mempunyai perananyang strategis, yaitu sebagai penyedia lapangan kerja, meningkatkan devisanegara dan juga meningkatkan pendapatan petani. Namun, seiring dengan berkembangnya sektor-sektor nonpertanian yang sedang menjamur dan perkembangan Indonesia sebagai negara modern, menyebabkan pertaniandinomor duakan. Di samping itu, permasalahan alih fungsi lahan pertanian untuk pembangunan infrastruktur di bidang nonpertanian membawa dampak padadimensi lingkungan yang menyebabkan lahan pertanian semakin sempit. Ditengah permasalahan tersebut, para petani dituntut untuk dapat memanfaatkanlahan sempit dalam kegiatan pertanian. Selama ini, komoditi yang dibudidayakan pada pertanian lahan sempit hanya jamur. Mengingat kebutuhan pangan yangsemakin meningkat, maka diperlukan inventarisasi tanaman lainnya yang cocokditanam di lahan sempit, salah satunya adalah paprika. Paprika merupakansayuran yang memiliki prospek yang cerah. Mengingat permintaan paprika yangtinggi khususnya pada sektor pariwisata. Data-data yang digunakan dalam karyatulis ini bersumber dari berbagai referensi atau literatur yang relevan dengan topik permasalahan. Dalam penulisan karya ilmiah in digunakan metode studi pustakayang relevan dengan kajian serta mendukung analisis pembahasan. Dilanjutkandengan proses sintesis dengan menghubungkan rumusan masalah, tujuan penulisan, serta pembahasan yang dilakukan dengan sistematis yang logis. Teknisanalisis data yang dipilih adalah analisis deskriptif argumentatatif dengan tulisanyang bersifat deskriptif. Berikutnya ditarik suatu simpulan yang bersifat umumdan beberapa rekomendasi untuk ditindaklanjuti. Salah satu alternatif dalammembudidayakan paprika di lahan sempit adalah dengan menerapkan teknik budidaya greenhouse yang melalui beberapa tahap yakni persemaian, persiapan penanaman, penanaman, pemeliharaan tanaman, serta panen dan pascapanen.Salah satu alternatif dalam promosi paprika adalah melalui media internet yangkemudian dilanjutkan dengan distribusi paprika dari produsen-> konsumen, dari produsen-> pengecer-> konsumen, dari produsen-> pedagang besar-> pengecer-> konsumen, ataupun dari produsen-> agen->pengecer->konsumen. Untuk pemasaran paprika terdiri dari tiga proses yaitu proses pengumpulan (concentration process), proses pengimbangan (equalization process), proses penyebaran (dispersion process). Hal-hal yang menjadi faktor penghambat dalam distribusi dan marketing paprika adalah hama, modal, pemasaran berbasisteknologi, daya tahan, dan ketersediaan tenaga kerja.
Permintaan produk buah-buahan dan sayuran dari Indonesia, khususnyadari Bali cenderung terus meningkat. Salah satunya adalah permintaan akan paprika (Capsicum annuum L.) atau sweet pepper yang terus mengalami peningkatan, terutama dari usaha pariwisata seperti hotel, restoran dancatering yang sangat membutuhkan paprika sebagai bahan pokok dalam pengolahan makanan khususnya pada makanan barat (western food). Peluang pasar luar dan dalam negeri juga masih terbuka lebar untuk budidaya paprika (Capsicum annuum L.), karena pasokan lebih kecil dibandingkan permintaan dan harga yang ditawarkan cukup tinggi dibandingkan dengan komoditisayuran lainnya. Mengingat, paprika merupakan tanaman yang memerlukankondisi agroklimat dan terbatas pada daerah dataran tinggi. Disamping itu, petani yang membudidayakan paprika masih sangat sedikit jumlahnya sehingga produksi dalam negeri masih terbatas.Walaupun bukan merupakantanaman sayuran asli Indonesia, perubahan gaya hidup dan pola konsumsi penduduk (khususnya perkotaan) berupa menu sayuran paprika jugamenunjukkan peningkatan.
Namun ironisnya, luas lahan yang semakin sempit, berakibat padaterhambatnya pemenuhan akan permintaan pasar terhadap paprika. Makasalah satu upaya untuk meningkatkan produksi paprika adalah melaluiintensifikasi lahan dan teknologi budidaya. Teknik budidaya sayuran di dalamgreenhouse merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi pada kondisi lahan yang semakin sempit sebagai akibat dari konversi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan pemukiman. Keuntungan yang dapatdiperoleh dari teknik budidaya tanaman sayuran di dalam greenhouse antaralain adalah pertumbuhan tanaman terkontrol, produksi tidak bergantungmusim, serta harga jual komoditi lebih tinggi dibandingkan dengan harga jualkomoditi yang dibudidayakan secara tradisional di lahan terbuka. Peluang pasar komoditas paprika baik di pasar global, regional, dan lokal perlu diraihantara lain melalui program-program yang mendukung pengembangankomoditi ini dari mulai pembudidayaannya di lahan petani, pengolahanhasilnya menjadi berbagai produk agroindustri, dan pemasaran produk- produk tersebut.
Penanaman
T.K. Moekasan, dkk. (2008), menyebutkan bahwa sebelumdilakukan penanaman, polybag atau slab diisi dengan arang sekam kemudian diletakkan di dalam greenhouse dengan alas bata merah atau batako. Sehari sebelum penanaman, dilakukan penjenuhan mediatanam dengan pupuk AB Mix pH 5,8 dan EC 2. Media tanam dibasahidengan larutan pupuk tersebut hingga merata. Penanaman dilakukan pada sore hari sekitar pukul 17.00, karena pada saat itu suhu dalam greenhouse sudah relatif rendah sehingga tanaman tidak layu.Bibit paprika dapat dipindahkan untuk ditanam di greenhouse setelah memiliki 5-8 helai daun atau sekitar enam minggu setelahsemai. Jarak antar polybag yang digunakan adalah 1,2 m x 0,5 m.Selain menggunakan polybag dengan diameter 30 cm, penanaman paprika dapat pula dilakukan di dalam slab dengan panjang 1 m danlebar 0,25 m dan di setiap slab dibuat lubang tanaman dengan jarak 50cm. Masing-masing lubang tanaman ditanami dua tanaman paprika.
Pemeliharaan Tanaman
Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka tanaman paprika perlu dipangkas (T.K. Moekasan, dkk. 2008). Pada umur tanamansekitar 1-3 minggu setelah tanam (MST), tanaman paprika biasanyamembentuk dua sampai tiga cabang. Pada titik ini dipilih duacabang/batang utama yang dipelihara dalam satu tanaman. Biasanyatanaman dapat mencapai sampai 4 m tingginya sehingga diperlukantali untuk menyangga agar tanaman tetap tegak berdiri. Pemangkasantunas air atau sering disebut pewiwilan juga dilakukan. Pemangkasan juga dimaksudkan untuk memperbaiki sirkulasi udara sekitar tanamandan membantu mengurangi serangan penyakit. Pemangkasan tunas airdilakukan satu sampai dua minggu sekali tergantung keadaan tanaman.Walaupun budidaya tanaman paprika sudah dilakukan di dalam greenhouse yang menggunakan kasa pada tiap sisinya, hama dan penyakit masih tetap ada dan menyerang tanaman paprika yangtumbuh di dalamnya. Hama yang banyak menyerang tanaman paprika adalah thrips.
Pengendalian hama tersebut dapat dilakukan dengan pemasangan perangkat lekat berwarna kuning atau biru. Jika seranganhama tetap ada dapat dilakukan pengendalian secara mekanik, yaitudengan mengumpulkan serangga hama tersebut secara manual. Untukmencegah serangan penyakit, menjaga kebersihan kebun merupakansalah satu faktor utama. Jika serangan hama dan penyakit tetap ada baru dilakukan pengendalian secara kimiawi dengan menggunakaninsektisida.MenurutT.K. Moekasan, dkk. (2008), pemberian air dan pupukyang diberikan secara bersamaan disebut sistem fertigasi. Agar perolehan hasil pertumbuhan tanaman optimal, fertigasi harusdifokuskan pada pemberian air dan pupuk yang dibutuhkan sesuaidengan tahap perumbuhan tanaman. Fertigasi merupakan salah satufaktor penting yang menentukan keberhasilan budidaya paprika. Pada umumnya ada dua sistem fertigasi yang digunakan petani paprika Indonesia, yaitu sistem fertigasi manual dan sistem fertigasitetes (drip fertigation system). Pada sistem fertigasi manual, pemberianlarutan pupuk dilakukan dengan cara menyalurkan larutan pupuktersebut ke dalam Polybag satu per satu secara manual menggunakanselang atau gayung. Pada sistem fertigasi tetes, pemberian larutan pupuk secara otomatis disalurkan melalui pipa-pipa dan selang Polyetilene dengan bantuan pompa air atau gaya gravitasi ke dalam tiap polybag.
Di tingkat petani, frekuensi fertigasi dalam satu haridisesuaikan dengan kondisi cuaca. Pada kondisi panas dan tidak adahujan, umumnya 4-5 kali dalam satu hari, sedangkan pada kondisihujan dan mendung sebanyak 3-4 kali. Banyaknya volume fertigasi pada tanaman paprika tergantung pada umur tanaman. Menurut T.K. Moekasan (2003), volume fertigasi pada tanaman paprika pada fase vegetatif (1-< 6 MST) rata-rata adalahsebanyak 600 ml/tanaman/hari. Pada fase berbunga dan mulai berbuah(6-8 MST) volume fertigasi yang diberikan adalah sebanyak 900 ml/tanaman/hari, sedangkan fase pematangan buah sampai panenadalah sebanyak 1.500 ml/tanaman/hari. Dalam pengelolaan fertigasi, dua faktor yang perludiperhatikan adalah EC dan pH larutan fertigasi. EC atau ElectroConductivity berarti penghantaran listrik di dalam suatu larutan. NilaiEC merupakan indikator kepekatan hara dalam suatu larutan dansatuan ukurannya mS/cm (atau mmho/cm). Nilai EC yang digunakanuntuk tanaman paprika tergantung pada tingkat pertumbuhan paprikatersebut.
Tanaman kecil yang relatif belum membutuhkan hara yang banyak, biasanya diberi EC 1 dan mulai membesar diberi EC 1,2-1,5.Bila lebih besar lagi diberi EC 1,8-2 atau lebih tinggi lagi. Untuktanaman paprika, sering ditingkatkan menjadi 2,5-3. Aturan umumdalam pengelolaan tingkat garam terlarut di daerah perakaran adalahEC keluar tidak boleh lebih daripada EC masuk. Apabila perbedaanEC masuk dan EC keluar sudah melebihi 1, maka dilakukan pencucianmedia tanam dengan menggunakan larutan nutrisi EC yang lebihrendah misalnya dengan EC 1 atau 1,2 (Alberta, 2004 dikutip NikardiGunadi, dkk. 2006). pH adalah kadar keasaman dan garam alkali dalam air danterukur dalam skala 0 sampai 14. Makin rendah nilai pH menandakanmakin asam suatu larutan dan makin tinggi pH menandakan makin basa atau alkali suatu larutan. Nilai pH normal suatu larutan adalah 7,namun pH optimum untuk suatu larutan nutrisi agar dapat tersedia bagitanaman adalah 5,5 sampai 6. Seperti tanaman lainnya, tanaman paprika juga memerlukanunsur hara makro dan mikro untuk pertumbuhannya dan memberikanhasil panen yang baik. Jumlah unsur hara yang diberikan padadasarnya harus berada dalam keadaan cukup dan seimbang agar tingkathasil tanaman yang diharapkan dapat tercapai. Pemberian nutrisi untuktanaman paprika yang direkomendasikan oleh Alberta (2004) danMorgan & Lennard (2000) yang dikutip Nikardi Gunadi, dkk. (2006).
Pada saat ini, nutrisi untuk tanaman paprika sudah tersedia di pasaran dalam bentuk paket yang terdiri dari dua campuran pupukyaitu A dan B sehingga sering disebut juga AB Mix. Campuran pupukini terdiri atas dua bagian, yaitu pekatan A dan B. bagian Amengandung unsur Ca, sedangkan bagian B mengundang unsur sulfatdan fosfat. Oleh karena itu, bagian A dan B tidak boleh dicampurdalam keadaan larutan pekat. Jika bagian A dan B dalam keadaanlarutan pekat dicampurkan, maka ketiga unsur tersebut akan bersenyawa membentuk endapan, sehingga akan terjadi penyumbatan pada saluran fertigasi. Di pasaran, pupuk untuk hidroponik dijualdalam bentuk paket A dan B. Bobot masing-masing paket tersebutuntuk tiap merk dagang berbeda-beda. Namun pada umumnya satpaket pupuk pekatan A dan B, masing-masing untuk diencerkan dalam90 liter air, larutan ini disebut larutan pekat. Untuk mendapatkanlarutan nutrisi siap siram dari masing-masing larutan pekat tersebutdiambil 5 liter, selanjutnya diencerkan dengan 990 liter air (T.K.Moekasan, 2003).
Panen dan Pasca Panen
Waktu panen tanaman paprika tergantung pada kondisi pertanaman, biasanya tanaman paprika dapat dipanen mulai umur 2sampai 2,5 bulan dengan buah paprika masih hijau. Paprika warnahijau ini bila dibiarkan akan terus menjadi buah paprika yang berwarnamerah, kuning, orange, tergantung pada varietasnya.Menurut Hadinata (2004), paprika hendaknya dipanen pada pagi hari ketika suhu udara di dalam rumah kasa masih rendah dankelembaban udara masih cukup tinggi. Pada umumnya buah dipanenketika persentase warnanya sudah mencapai 80-90%.
Pemanenan hendaknya menggunakan pisau atau gunting tajam, yang sebelumdigunakan dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan susu skim.Pemotongan tangkai harus dilakukan secara hati-hati agar tangkai buahtidak cacat, karena hal itu akan menurunkan kualitas buah. Kulit buah paprika tidak boleh tergores oleh gunting, pisau atau benda lain.Setelah itu buah diletakkan di dalam keranjang. Bekas potongantangkai buah diolesi dengan larutan fungisida untuk mencegahmasuknya penyakit. Setelah dipanen buah diletakkan di tempat yangteduh sebelum dibawa ke tempat penanganan pascapanen.Penanganan pascapanen paprika meliputi kegiatan sortasi,grading, pencucian, penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan. Sortasi merupakan kegiatan untuk memisahkan buah cabai paprikayang sehat dari buah paprika yang rusak (cacat) karena serangan hamadan penyakit. Selain itu, sortasi juga diperlukan untuk memisahkan buah cabai paprika berdasarkan keseragaman ukuran maupun tingkat kerusakannya. Dari hasil sortasi tersebut kemudian dilakukan pengelompokan buah paprika menjadi beberapa kelas mutu.Pembersihan atau pencucian dapat dilakukan denganmenggunakan Neutral Cleaner Brogdex. Setelah pencucian, buah paprika dikeringkan menggunakan lap halus. Pengemasan paprikadapat menggunakan keranjang bambu, karton, kantong jala ataukarung goni. Sebelum dimasukkan ke dalam kemasan, paprikasebaiknya dikemas terlebih dahulu dalam kantong plastik Polyethylene berukuran satu kilogram yang telah dilubangi. Jika paprika akandikirim ke tempat yang jauh sebaiknya menggunakan kendaraan berpendingin (7°C-12°C) agar kesegaran buah tetap terjaga.
REDAKSI
Tentang KamiKontak